THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

Rabu, 23 September 2009

Inflamasi Kronik Tak Berkaitan dengan Kanker Ovarium


Hasil studi yang dipublikasikan International Journal of Cancer menduga bahwa kebanyakan faktor yang menyebabkan inflamasi di ovarium tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kanker ovarium.

Sebelumnya inflamasi kronik diduga berkaitan dengan mekanisme perkembangan kanker ovarium epital, seperti inflamasi rongga panggul (pelvic inflammatory disease) atau penggunaan bedak di sekitar pelvik.
Tumor epitel ovarium, yang merupakan 90% dari semua jenis kanker ovarium, terbentuk di sel-sel epitel, yakni sel yang menutup permukaan luar ovarium. Jenis-jenis tumor umumnya dinamai berdasarkan jenis sel tempat mereka tumbuh pertama kali. Di dalam kategori tumor epitel, kanker ovarium diklasifikasikan sebagai serous, mucinous, endometrioid dan tipe sel jernih, dengan tumor jenis serous sebagai yang tersering ditemukan.

Peneliti dari Queensland Institute of Medical Research, Brisbane, Australia, menguji faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan peradangan ovarium. Penelitian dilakukan pada 1.576 perempuan dengan tumor invasif dan tumor non-maligna, serta 1.509 subjek pada populasi umum.

Penggunaan bedak talk (talcum powder) di pelvik dikaitkan dengan peningkatan risiko semua jenis kanker ovarium. Peningkatan risiko terlihat lebih kuat untuk tumor jenis serous dan endometrioid, namun yang secara statistik signifikan hanya jenis tumor serous. Anehnya tidak ada kaitan antara infeksi pelvic, HPV atau mumps dengan risiko kanke rovarium secara keseluruhan. Riwayat herpes genital juga tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kanker ovarium.

Pada studi lain, riwayat endometriosis juga meningkatkan risiko hingga dua kali lipat terjadinya tumor endometrioid dan risiko tumor ovarium tipe sel jernih lebih tinggi. Peneliti berkesimpulan, inflamasi kronik tidak memegang peran utama dalam perkembangan kanker ovarium.

0 komentar: