Dalam ilmu genetika (tentang pewarisan sifat-sifat) dikenal istilah mutasi, yaitu perubahan gen (suatu materi genetis) yang menyebabkan perubahan tampilan luar suatu sifat (fenotip) dari yang seharusnya bila gen tersebut tidak mengalami mutasi. Secara spesifik, perubahan ini karena adanya perubahan kode-kode genetik pada molekul DNA (basis gen) pada saat sitesa protein sehingga menyebabkan pembentukan protein yang berbeda pada sitoplasma. Jadi, suatu individu yang dihasilkan dari mutasi gen maka sifat-sifat yang dimiliki menjadi berbeda dari sifat-sifat tetuanya.
Mutasi gen terjadi tanpa perencanaan dan direncanakan. Kejadiannya juga sangat langka dan acak. Biasanya individu hasil dari mutasi gen memiliki sifat-sifat yang lebih buruk daripada tetuanya walaupun ada juga yang menghasilkan individu yang lebih baik. Karena kebanyakan menghasilkan sifat luar yang tidak baik maka mutasi sangat tidak diinginkan. Hasil dari mutasi bisa mengacaukan tatanan dan keseimbangan meskipun bisa dipercaya akan menghasilkan suatu keseimbangan baru lagi dalam kehidupan alam semesta.
Mungkin karena makna mutasi adalah seperti di atas maka perkataan ”mutasi” menjadi sesuatu yang negatif bahkan menakutkan. Misalnya saja mutasi pegawai. Begitu mendengar ada kepala daerah akan melakukan mutasi maka pegawainya akan merasakan H2C alias harap-harap cemas. Semua orang berharap tidak dimutasi apa lagi yang berada di ”tempat basah”. Walaupun yang terjadi adalah sesungguhnya rotasi, tak urung semua orang memaknai ”mutasi”. Orang yang dimutasi berarti orang ini pasti dianggap telah melakukan kesalahan atau tidak sejalan dengan pejabat yang memutasi sekalipun sangat berprestasi. Berbeda dengan promosi. Seseorang yang dipromosikan pastilah orang tersebut berprestasi walaupun bisa juga karena ”koneksi”. Promosi sangat diharapkan oleh setiap pegawai karena pasti akan menambah prestise, gengsi dan kewenangan (baca: kekuasaan). Karena hal inilah maka berbagai cara bisa saja dilakukan untuk untuk dipromosikan dari jalan halus sampai jalan kasar, dari pintu depan sampai pintu belakang jangan-jangan dari cara halal hingga cara haram juga dilakukan.
Karena sifat kejadiannya yang acak dan langka serta hasil yang tidak bagus tetapi sulit atau tidak bisa dihindari maka biasanya hasilnya menjadi suatu keanehan dalam suatu populasi. Aneh karena suatu tampilan betul-betul berbeda dari tampilan umumnya populasi. Tidak teratur karena kejadiannya begitu saja dan tidak terkoordinasi dan hasilnya acak-acaknya. Namun demikian, kejadian mutasi di alam ini kejadian yang memang juga alamiah belaka. Bukan rekayasa. Sekalipun ada rekayasa (genetika) maka direkayasa untuk menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik. Berbeda dengan apa yang justru terjadi dalam kehidupan pemerintahan nyata suatu daerah. Mutasi benar-benar terjadi tanpa kendali dan koordinasi, tetapi dengan rekayasa yang justru hasilnya bukanlah sesuatu yang lebih bagus melainkan acak-acakan tidak karuan. Apakah ini mengiukuti makna mutasi yang sesunggunya?
Mutasi gen terjadi tanpa perencanaan dan direncanakan. Kejadiannya juga sangat langka dan acak. Biasanya individu hasil dari mutasi gen memiliki sifat-sifat yang lebih buruk daripada tetuanya walaupun ada juga yang menghasilkan individu yang lebih baik. Karena kebanyakan menghasilkan sifat luar yang tidak baik maka mutasi sangat tidak diinginkan. Hasil dari mutasi bisa mengacaukan tatanan dan keseimbangan meskipun bisa dipercaya akan menghasilkan suatu keseimbangan baru lagi dalam kehidupan alam semesta.
Mungkin karena makna mutasi adalah seperti di atas maka perkataan ”mutasi” menjadi sesuatu yang negatif bahkan menakutkan. Misalnya saja mutasi pegawai. Begitu mendengar ada kepala daerah akan melakukan mutasi maka pegawainya akan merasakan H2C alias harap-harap cemas. Semua orang berharap tidak dimutasi apa lagi yang berada di ”tempat basah”. Walaupun yang terjadi adalah sesungguhnya rotasi, tak urung semua orang memaknai ”mutasi”. Orang yang dimutasi berarti orang ini pasti dianggap telah melakukan kesalahan atau tidak sejalan dengan pejabat yang memutasi sekalipun sangat berprestasi. Berbeda dengan promosi. Seseorang yang dipromosikan pastilah orang tersebut berprestasi walaupun bisa juga karena ”koneksi”. Promosi sangat diharapkan oleh setiap pegawai karena pasti akan menambah prestise, gengsi dan kewenangan (baca: kekuasaan). Karena hal inilah maka berbagai cara bisa saja dilakukan untuk untuk dipromosikan dari jalan halus sampai jalan kasar, dari pintu depan sampai pintu belakang jangan-jangan dari cara halal hingga cara haram juga dilakukan.
Karena sifat kejadiannya yang acak dan langka serta hasil yang tidak bagus tetapi sulit atau tidak bisa dihindari maka biasanya hasilnya menjadi suatu keanehan dalam suatu populasi. Aneh karena suatu tampilan betul-betul berbeda dari tampilan umumnya populasi. Tidak teratur karena kejadiannya begitu saja dan tidak terkoordinasi dan hasilnya acak-acaknya. Namun demikian, kejadian mutasi di alam ini kejadian yang memang juga alamiah belaka. Bukan rekayasa. Sekalipun ada rekayasa (genetika) maka direkayasa untuk menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik. Berbeda dengan apa yang justru terjadi dalam kehidupan pemerintahan nyata suatu daerah. Mutasi benar-benar terjadi tanpa kendali dan koordinasi, tetapi dengan rekayasa yang justru hasilnya bukanlah sesuatu yang lebih bagus melainkan acak-acakan tidak karuan. Apakah ini mengiukuti makna mutasi yang sesunggunya?
0 komentar:
Posting Komentar